-->

Ditanya Soal Tafsir Al Maidah 51, Ini Penjelasan Zakir Naik

Ditanya Soal Tafsir Al Maidah 51, Ini Penjelasan Zakir Naik
Ditanya Soal Tafsir Al Maidah 51, Ini Penjelasan Zakir Naik 


Ulama kondang dan cendekiawan asal India, Dr Zakir Abdul Karim Naik tengah berada di Indonesia. Ia rencananya akan melakukan tur dakwah ke enam kota di Tanah Air. 

Sebelum memulai turnya, Zakir Naik menyempatkan diri untuk berkunjung ke kompleks parlemen, Senayan, Jakarta. Dalam kesempatan itu ia juga menemui awak media dan ditanya mengenai tafsir dari Al Maidah 51 yang kini tengah menjadi sorotan. 

Zakir Naik menjelaskan jika seorang muslim diperbolehkan untuk bersahabat dengan non muslim. "Itu bukan berarti kita tidak boleh bicara dengan mereka. Artinya, apabila kita menjaga persahabatan itu tidak masalah," ujar Zakir seperti dilansir dari Viva

Namun jika soal memilih pemimpin, sebaiknya mencari yang seiman. "Apabila ada pilihan orang Islam, soal kepemimpinan Muslim jauh lebih baik daripada non Muslim," imbuhnya. 

Sementara terkait politik dan agama, Zakir Naik mengatakan jika Islam adalah panduan hidup. Di dalam islam ada berbagi hal mulai ibadah hingga politik. 

"Tidak hanya salat, puasa, haji, apa yang bisa dimakan, apa yang nggak bisa dimakan, tapi bagaimana berbisnis, memerintah kota, negara," jelas Zakir Naik. 

Seperti diketahui, Al Maidah 51 menjadi sorotan setelah dikutip oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pidato kontroversialnya. Bahkan akibat ucapannya saat itu ia terjerat kasus hukum dan dituding telah menistakan agama.

Ini Penjelasan Zakir Naik Tentang Ayat Al Maidah 51

Dr Zakir Abdul Karim Naik atau yang lebih dikenal dengan Zakir Naik ikut berbicara terkait polemik ayat 51 surah Al Maidah yang sedang ramai diperbincangkan masyarakat di tengah jalannya Pilkada DKI Jakarta.


Zakir mengatakan, arti 'auliya' dalam ayat Al-Maidah tersebut terbagi menjadi dua pilihan. Pertama, 'auliya' berarti teman dan yang satunya lagi berarti 'pemimpin'.


"Dalam arti teman itu bukan berarti kita tidak boleh bicara dengan mereka (umat non-Muslim). Artinya, apabila kita menjaga persahabatan itu tidak masalah. Sebagai pelindung, Islam mencari perlindungan kepada Allah," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3/2017).

Ulama asal India itu menambahkan, alangkah baiknya apabila umat Muslim memilih pemimpin yang juga beragama Islam karena merupakan perintah Alquran.

"Alquran bilang, Allah melarang berbuat tidak adil kepada non-Muslim. Tapi, untuk pelindung auliya, apabila ada pilihan orang Islam, soal kepemimpinan Muslim jauh lebih baik daripada non-Muslim," tutupnya.

Sebelumnya, polemik surah Al Maidah ayat 51 muncul ke permukaan dan menjadi perbincangan publik setelah calon Gubernur DKI Jakarta Petahana, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), menyinggung salah satu ayat Alquran tersebut dalam salah satu pidatonya.